MASJID ITU LADANG AMAL BUNG! BUKAN LADANG BISNIS!

Kenyataan demi kenyataan yang saya temui akhir-akhir ini sungguh sangat menyebalkan, salah satunya adalah kemungkaran yang banyak terjadi di banyak tempat, tak jadi soal bagi saya jika kemungkaran itu dilakukan di tempat-tempat kotor seperti di bar atau diskotik, tapi jika kemungkaran itu sudah berani mengotori tempat suci alias Masjid, maka itu adalah masalah serius yang harus dilawan, termasuk dalam hal ini adalah keberadaan para pelaku kemungkaran itu sendiri, orang-orang munafik yang tak memiliki kesadaran bahwa segala tindak tanduk mereka merugikan banyak pihak termasuk dirinya sendiri, hamba-hamba dunia yang pandai menyembunyikan kemunafikannya, dimana keberadaan mereka yang menyusup ke dalam masjid bukanlah untuk ibadah, melainkan untuk memenuhi kepentingan syahwat duniawi yang menempatkan uang sebagai prioritas utama, mementingkan ‘kemakmuran’ diri mereka sendiri dibanding kemakmuran masjid, mereka tak lebih dari “tikus-tikus masjid” karena lebih banyak berkorupsi daripada berkontribusi dalam hal yang positif kepada masjid, akibatnya, pemberdayaan masjid selalu terkendala oleh masalah finansial, bukan karena tidak adanya pemasukan, tapi karena kas mesjid selalu habis untuk meng-gaji-buta sebagian pengurus yang tidak ada sumbangsihnya sama sekali, belum lagi arus pemasukan yang tidak diawasi dan tidak dikontrol dengan ketat membuat tikus-tikus masjid bebas berkeliaran melakukan aksinya!

Permasalahan ini saya saksikan sendiri di sebuah masjid di lingkungan tempat saya tinggal, masjid besar yang memiliki banyak aset dan fasilitas yang memadai sangat disayangkan tidak dikelola dengan baik, pemberdayaan masjid dalam masalah Idarah (pengelolaan administrasi & organisasi), Imarah (program kegiatan), dan Ri’ayah (pemeliharaan sarana/fisik) hampir tidak pernah disentuh sama sekali, dan ini terjadi karena beberapa pengurus yang sudah ditunjuk kurang bisa profesional dalam melaksanakan tugasnya dan mengesampingkan keihklasan serta kejujuran, hampir tidak ada kemauan atau usaha yang optimal untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat muslim dan pusat kebudayaan islam, yang akhirnya beberapa fasilitas atau sarana yang ada tidak mendapat perhatian lebih dan kurang dipelihara sehingga peran masjid di masyarakat mengalami kemunduran, bukan lagi sebagai salah satu institusi sosial tapi lebih sebagai institusi bisnis karena kepentingan ‘oknum-oknum’ pengurus didalamnya, mereka seakan tidak sadar jika apa yang mereka lakukan hanya akan menjadi sasaran laknat Allah Swt di dunia dan akhirat, naudzubillahimindzalik…

Sadar untuk bersandar




Wahai Illah segala makhluk
Hanya kepada-Mu kusandarkan harapanku
Meskipun aku seorang pendusta

Wahai Yang Maha Memberi dan Maha Pemurah
Ketika hatiku mengeras dan jalannya menyempit
Kujadikan harapanku pada ampunan-Mu
Sebagai tangga pijakan

Dosa-dosaku tampak begitu besar
Tetapi ketika aku membandingkan dengan ampunan-Mu
Ya Rabbi, ternyata ampunan-Mu lebih besar
Engkau selalu dan akan terus mengampuni dosa

Engkau bermurah hati
Sedangkan iblis telah menyesatkan kekasihmu, Adam
Jika engkau ampunkan daku
Berarti engkau ampunkan seorang pendurhaka
Seorang yang zhalim, aniaya dan tiada meninggalkan perbuatan dosa

Tapi jika Engkau murkai aku
Aku tidak berputus asa
Sekalipun Engkau masukan diriku ke Jahanam
Karena dosa-dosaku memang besar
Sejak dulu hingga sekarang
Namun ampunan-Mu
Wahai Yang maha Pengampun
Jauh lebih tinggi dan lebih besar

*Syair Imam Syafi’i beberapa saat sebelum Ia meninggal

catatan seorang stand guide bazzar buku murah (telat posting!)



10 hari terakhir yang sangat melelahkan! Bekerja paruh waktu sebagai stand guide di acara bazzar buku murah yang diadakan oleh salah satu perusahaan penerbit ternama dari kota kembang, profesi yang bagi saya sangat melelahkan secara fisik, mental dan finansial, menguras keringat, memeras otak sekaligus menguras isi dompet sampai pada level paling fatal! karena setelah dipikir-pikir saya lebih banyak melayani diri saya sendiri daripada orang lain, memaksakan kehendak membeli buku-buku dan menjadi salah satu konsumen yang konsumtif selama bazzar berlangsung. Meskipun dalam hati saya selalu mengecam mahalnya harga buku yang ingin saya beli tapi dengan senang hati saya selalu bisa memaksakan diri dan menyisihkan uang untuk membeli buku tersebut, tentunya demi memanjakan otak dan memperbanyak wawasan.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama 10 hari itu banyak hal baru yang saya temui dan saya jadikan pelajaran, diantaranya adalah tentang bagaimana melayani konsumen yang berbeda-beda watak, tentang loyalitas yang harus selalu dijungjung tinggi dalam sebuah pekerjaan dan terakhir Tentang Bagaimana Suatu Perusaahan Menggeruk Keuntungan Sebesar-Besarnya Dengan Modal Yang Sekecil-Kecilnya tanpa mengedapankan cara-cara yang –bisa dikatakan– kurang adil dalam hal kerjasama dengan pihak Masjid Agung!

Kegiatan ini berawal dari tawaran kerjasama ‘saling menguntungkan’ antara penerbit MIZAN Bandung dengan perpustakaan masjid Agung Garut, keduanya sepakat untuk saling membantu dan mendukung demi kelancaran acara Bazzar buku murah yang langsung ditangani oleh pihak MIZAN dan acara Seminar kepenulisan serta lomba mewarnai dan menggambar yang ditangani oleh pihak perpustakaan, singkat kata, dari beberapa kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya saya pikir memang cukup adil, tapi ternyata, setelah saya mengetahui total penjualan dari kegiatan bazzar sebesar 40 juta lebih dengan rata-rata 4 juta per hari saya mulai merasa sedikit kecewa, baik dengan pihak MIZAN maupun dengan pihak Masjid Agung, disatu sisi Masjid Agung sedang membutuhkan banyak dana untuk memperbaiki berbagai fasilitas yang kurang memadai tapi disisi lain belum bisa memaksimalkan pemasukan dari setiap kerjasama dengan pihak yang ingin memakai fasilitas Masjid.

Bandingkan sendiri, untuk akad nikah saja yang dilaksanakan didalam area Masjid rata-rata memberi infaq sekitar 300 ribu (tentunya 1 hari), sedangkan untuk kegiatan yang bersifat bisnis/komersil, pihak MIZAN hanya memberi 500 ribu untuk 10 hari! jadi jelas, Pihak DKM Masjid dalam hal ini saya pikir kurang jeli dalam menentukan keputusannya, sehingga yang terjadi adalah membiarkan orang lain menggeruk uang dari fasilitas masjid yang sedang merintih kesakitan, meskipun tidak hanya infaq yang diterima pihak Masjid Agung tapi tetap saja saya rasa harus ada keberanian sikap dalam bertindak, karena kegiatan bazzar buku bukan acara amal. Sedangkan pihak MIZAN sendiri harusnya bisa lebih terbuka dalam hal kerjasama seperti memberitahukan target penjualan kepada pihak DKM Masjid Agung sebelum kegiatan dimulai, dan berusaha untuk membuat kontraprestasi (kesepakatan) yang saling menguntungkan diantara keduabelah pihak*.

*tulisan ini bukan merupakan ketidaksenangan saya dengan orang yang mewakili pihak MIZAN, untuk kang Iman dan kang Yosef semoga tali silaturahmi kita bisa terus berlanjut.

Mengkonsumsi sampai mati



Hasrat tidak akan pernah terpenuhi, keinginan terus bertambah,
Pola konsumsi kita tak lagi didasari oleh logika kebutuhan, melainkan oleh logika hasrat,
Belanja gaya hidup, membayar simbol, memborong prestise demi sebuah status,
Terombang ambing dalam imaji-imaji halusinatif dimana hasrat seolah-olah dapat direngkuh hanya dengan membeli, Meyakinkan kita bahwa dengan membeli produk sama dengan membeli kesuksesan,
Sukses menjadi idola setiap wanita dengan mempunyai tubuh berotot hanya dengan membeli susu merk ‘X’, mempunyai kendaraan sporty mentereng, atau wanita akan semakin disayang pacarnya jika membeli pemutih kulit merk ‘Y’.

Kita tak pernah sadar,jika setiap detik isi kepala kita diracuni oleh propaganda yang disebarluaskan melalui kebudayaan, media & iklan, dengan menggunakan 1001 macam metode persuasif agar terciptanya ‘kegunaan-kegunaan’ semu bagi produk-produk busuk mereka hingga ke titik paling vulgar dengan mengekploitasi hasrat seksual wanita, yang kemudian memaksa mereka membenci tubuhnya hanya karna kurang terlihat putih dan seksi atau pakaian yang dikenakan sudah tidak ‘up to date’ lagi meski masih sangat layak pakai.

Seringkali kita terjebak keglamouran dunia periklanan, terkurung dalam sebuah sistem opresif yang dikuasai oleh kaum elit kelas dominan yang memecah belah kita, membeda-bedakan kita lewat kategori-kategori seperti gender, ras, agama atau kepercayaan, dan kita lagi-lagi dipaksa untuk tidak lagi memiliki kebebasan sebagai individu, kamu tidak punya apa-apa kecuali kamu melakukan hal-hal yang ‘seharusnya’ kamu lakukan. Kamu sendirian, tidak akan ada yang menemanimu, kamu BUTUH seseorang, kamu BUTUH sesuatu. Tidak ada yang tersedia di dalam kebudayaan yang konsumtif ini kecuali kamu MEMBELINYA.

Salah satu kunci untuk bertahan dari serbuan hasrat yang bertebaran diluar sana adalah dengan kontrol akan hasrat dan kesadaran penuh mengenai hasrat kita masing-masing,
pengetahuan mendalam akan hasrat-hasrat yang muncul dalam diri kita sebetulnya bisa dirunut asal muasalnya ketika kita semakin mengenali diri kita sendiri. Dalam proses itu, kita akan semakin mengenali apa yang sebenar-benarnya kita inginkan, tanpa pengaruh dari pihak manapun selain diri kita sendiri.
Disanalah kemudian esensi dari kehidupan manusia mulai menunjukan tanda-tanda kehidupan yang riil.
[nas]

INDUSTRI MUSIK KAPITALIS!



Begitu banyak band-band baru yang sukses di jalur ‘mainstream’ saat ini, semakin banyak pula jenis sound dan musik yang seragam, kesuksesan yang mereka raih tak lebih dari hasil usaha menyamai artis yang lainnya, bahkan salah satu band ada yang hampir meniru persis lagu-lagu dari band luar, dan kondisi tersebut menjadi sangat besar dan luas ketika seorang penyanyi dari salah satu label terdengar sangat identik dengan penyanyi dari label yang lain, dua label yang berbeda namun produknya sama persis, sebuah mentalitas yang seharga makanan emperan.

Seni memang sangat sulit untuk diciptakan, dan hasilnya para artis rajin mengadaptasi dari artis-artis lainnya, para penjual dalam industri musik ini pun saling mengkopi atau mengambil strategi pemasaran dari penjual lainnya. Si artis dan si penjual ini kemudian membentuk suatu pertalian dan kesenangan sendiri yang MENGHANCURKAN keinginan mereka untuk membuat sesuatu yang baru. Hasilnya adalah minimnya keragaman dalam jenis musik yang pada akhirnya membuat para pecinta musik tidak mempunyai banyak pilihan, menyukai band itu dan menjadi pembeli salah satu musik yang diberikan kepadanya atau berhenti untuk mendengarkannya, sebagian besar akan memilih pilihan yang pertama.
Kondisi seperti ini akan terjadi secara terus menerus dalam industri musik, meminjam analogi dari ilmu biologi tentang SELEKSI ALAM, yang artinya bahwa setiap mahluk hidup harus dapat beradaptasi atau mereka akan punah. industri musik berkembang sama seperti mahluk hidup berkembang, aplikasi seleksi alam dalam bisnis musik, suatu band juga harus menjual rekamannya (sebagai suatu bentuk dari adaptasi tersebut) atau mereka akan tersingkir (sebagai suatu bentuk kepunahan).

Munculnya para artis/seniman di masa depan sangat ditentukan oleh artis yang yang eksis pada saat ini. Inspirasi berjalan secara turun temurun, maka pertanyaan yang timbul dalam industri musik sama dengan pertanyaan besar dalam Biologi modern : “Bagaimana kita memelihara dan mempertahankan keragaman?” apabila kita melanjutkan menghilangkan habitat alam dan meratakannya dengan dataran kota atau lahan pertanian, kita akan menyebabkan kepunahan dari banyak mahluk hidup karena mereka tidak dapat beradaptasi terhadap kerusakan yang terjadi secara cepat. Hasilnya : sangat sedikit jenis dari orgasme dari evolusi pada masa datang. Hal yang sama berlaku pada musik. Apabila perusahaan rekaman (label) hanya mengkopi dari tiap daftar artis-artis tadi dan mengabaikan band dan artis yang unik secara kualitas, maka akan terjadi suatu tindakan yang membatasi jenis artistik yang tersedia dalam dekade pada masa yang akan datang. Dan sialnya, Industri musik kapitalis/mainstream selalu mengukur kualitas dengan cara yang salah, yaitu dengan faktor profit dan bukan berdasarkan dorongan emosi dan intelektual. Industri musik yang MENENTUKAN apa yang akan PUBLIK dengarkan melalui “penyeleksian yang tidak natural” tanpa adanya suatu penetapan kualitas standar dan (sekali lagi) mereka hanya mementingkan berapa banyak uang yang akan dihasilkan dari seorang artis.

Band yang kurang populer pun berhak untuk ditopang dan didorong. Nilai mereka seharusnya diukur dengan memproyeksikan pengaruh mereka kedepan, ke dalam masa depan, dan bukan dengan mengkalkulasikan pendapatan tahun kemarin dan berapa banyak kerugian dalam rekening. Kita membutuhkan sosok eksekutif label yang mau mengangkat kepalanya dan mengatakan “ini musik yang bagus, ini kualitasnya buruk. Ini punya integritas dan yang ini terang-terangan rip-off!” para artis dan seniman butuh untuk diberitahu saat dimana musik mereka sama seperti orang lain. Itu sangat membentuk mereka untuk menyadari apa yang unik dari mereka sendiri. Hal tersebut membantu mereka untuk berkembang. Dan mereka harus terus diberikan pendidikan. Mengapa? Karena mereka tidak membutuhkan tekanan dari label mereka untuk memberikan/menghasilkan uang secara terus-menerus kepada label mereka, sementara mereka berusaha keras bermain dan berharap untuk mendapatkan suatu kesuksesan. Ini bukanlah suatu perkembangan yang nyata, Setahap demi setahap industri musik kapitalis menimbulkan kelemahan dalam masyarakat kita. Kebenaran yang tidak dapat disangkal ini, adalah sama seperti dalam politik : Apabila industri musik menawarkan kepada publik ngga lain hanya bersifat biasa-biasa saja, maka itu akan membentuk dan menciptakan orang-orang yang Medioker (a.k.a orang yang berpikir setengah-setengah).

Lalu Bagaimana dengan kalian? apa selera musik kamu memang sudah berdasarkan keinginan kamu sendiri?? atau kamu tidak punya banyak pilihan dalam menikmati musik?? Jika ya, Cobalah sedikit luangkan waktu untuk mencari informasi band-band diluar mainstream, mereka yang eksis di jalur indie banyak yang mempunyai kualitas yang bahkan lebih bagus dari band-band top40 saat ini, jika saya review satu-satu mungkin terlalu banyak, namun yang pasti keberadaan mereka tidak akan pernah muncul di televisi dan radio-radio, jadi mulai saat ini matikanlah televisi dan radio kamu!!mulailah mencari musik yang baik sebelum isi kepala kamu semakin disesaki musik-musik miskin inovasi!! (nas)

*Sebagian disadur dari tulisan Greg Graffin yang berjudul “Fast Food and Music Industry”.

Studi Banding (tidak berimbang) antara kepemimpinan Umar bin Abdil Aziz dan SBY!



Siapakah yang tidak mengetahui sejarah kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdil Azis ?? Seorang pemimpin Islam yang berhasil dalam memimpin negara dan masyarakat dalam bentuk yang seindah-indahnya setelah kurun Nabi Muhammad saw dan Khulafaur Rasyidin ?? Bagi kalian yang belum tahu, tulisan ini merupakan solusi untuk mencuci dosa-dosa kalian dimasa lalu karena terlalu malas membaca sejarah ke-Islam-an. :) lupakan saja prestasi yang diklaim dan dibanggakan SBY semasa dia berkuasa, karena meskipun itu fakta masih belum apa-apanya jika dibandingkan dengan sepak terjang Umar bin Abdil Aziz yang telah mewujudkan kemakmuran, kerukunan dan kedamaian lahir batin dalam masa yang sangat singkat, hanya 2,5 tahun !! sedangkan SBY hanya membuang-buang 4 tahun masa jabatannya dengan tidak membuat perubahan apa-apa dan kembali menipu rakyat mentah-mentah dengan pencitraan dirinya melalui berbagai macam cara dan bentuk sesuai petunjuk-petunjuk Machiavelli (pendiri ilmu politik modern) yang sesat dan amoral. Kalian harus meyakini bahwa Politik pencitraan yang menjadi senjata SBY telah membungkus rapi keburukan yang kemudian menjadi sosok yang kelihatan baik, dan yang gagal menjadi berhasil!
Studi banding!
Umar bin Abdil Aziz dan SBY sangat berbeda bagai siang dan malam dan jauh bagaikan bumi dan langit, meski keduanya sama-sama manusia dan hamba Allah dan sama-sama menempati posisi puncak kepemimpinan disaat keadaan yang rusak parah seperti sekarang, tapi yang membedakannya (selain sistem pemerintahan tentu saja) adalah keimanan dan ketaqwaannya! Kita pasti sudah tahu jika sebelumnya SBY sangat ambisius untuk mencalonkan diri menjadi presiden, sedangkan Umar bin Abdil Aziz pada saat itu jauh-jauh hari menyatakan tidak ingin jika dirinya dipanggil dan menggantikan Khalifah yang pada saat itu kebetulan sedang sekarat.
Tapi nasib berkata lain, ketika wasiat dari Khalifah terdahulu yang sudah meninggal diumumkan mengatakan bahwa Umar bin Abdil Aziz lah yang berhak menjadi Khalifah berikutnya, seketika itu Umar bin Abdil Aziz yang mendengar isi wasiat itu merasa terkejut sedemikian rupa dan ia pun Istirja’ mengucapkan : Inna Lillahi wa ilaihi Raji’uun selaku orang yang merasa mendapat musibah, dan bukan rahmat. Meski sempat berdalih bahwa tidaklah sah dirinya menjadi Khalifah atas wasiat Khalifah terdahulu tapi setelah dilaksanakan musyawarah dengan rakyat, Umar bin Abdil Aziz tetap diminta untuk menjadi pemimpin mereka dan akhirnya Ia pun menerima jabatan Khilafah yang amat berat dan membuat ia menangis setelahnya karena takut pada suatu saat ada orang yang menderita dibawah kepemimpinannya lalu ia tidak bisa memberikan keterangan hujjahnya ketika ditanyai dan diminta pertanggungjawaban didepan Allah SWT pada hari kiamat kelak.
Acara pelantikan-nya?? jelas sangat sederhana, tak ada biaya sebesar yang dikeluarkan untuk melantik SBY ataupun para wakil rakyat yang menghabiskan puluhan MILYAR! bahkan sebaliknya Umar bin Abdil Aziz setelah resmi menjadi Khilafah memberikan hampir seluruh hartanya ke Baitul Mal, termasuk kendaraan khusus untuk Khalifah. Ia lebih memilih hidup sederhana bersama keluarganya, hidup yang penuh dengan perjuangan bathin selaku pejabat yang shaleh, hidup suci, zuhud dan wara’ serta taqwa kepada Tuhan. Karena ia begitu sadar bahwa sebelum memulai perubahan-perubahan pada orang lain harus merubah dulu pribadinya sendiri sesuai sabda Nabi Muhammad s.a.w yang berbunyi :”Mulailah dari dirimu sendiri!”
Kebijakan-kebijakan selama pemerintahan
Kebijakan pertama setelah Umar bin abdil Azis diangkat menjadi khalifah adalah mengembalikan harta benda termasuk tanah yang sebelumnya dirampas oleh kalangan Bani Umayyah untuk diberikan kepada segelintir orang yang berkuasa sebelum beliau. Dan ini sangatlah kontras dengan kebijakan SBY yang selalu tunduk pada kelompok borjuis dan pemodal. Sehingga feodalisme merajalela dimana-mana, tak jarang penggusuran atau perampasan tanah rakyat sering dilakukan oleh pemerintah, bahkan privatisasi terhadap aset-aset BUMN banyak yang dijual murah ke pihak asing. Jelas SBY tidak berpihak kepada rakyat yang sudah memilihnya menjadi presiden, SBY membiarkan penindasan segolongan kecil manusia borjuis terhadap rakyat banyak yang berjuta-juta jumlahnya!
Sebagai negara yang mayoritas Islam tentunya SBY harus menghargai dan mendekati para Alim Ulama, seperti Umar bin Abdil Azis yang tidak menjauhinya dan selalu berkomunikasi dengan mereka sambil meminta fatwa-fatwa yang berharga dan bermanfaat bagi orang banyak, sedangkan SBY hanya menuruti petuah-petuah orang kafir kapitalis yang membuat negara Indonesia menjadi memburuk ! memainkan politik selicik dan seharam ajaran Machiavelli yang menghalalkan untuk melanggar janji dan bertentangan dengan perikemanusiaan juga agama. Meski saya juga mengetahui SBY membuat semacam Majalah Dakwah dan majelis Dzikir juga belasan buku tentang kepribadian sampai pemikiran SBY tapi tetap saja pada kenyataannya itu tidak banyak membantu pemerintahan SBY menjadi lebih baik. Karena Amar-makruf tanpa diiringi dengan nahi-mungkar adalah percuma, sedangkan nahi-mungkar tanpa menjalankan amar-makruf adalah hampa, dan ini yang dilakukan oleh Umar bin Abdil azis, disamping membasmi segala kemungkaran yang melekat sebagai kuman penyakit yang merusak tubuh negara dan masyarakat, beliau juga Membangun negara dengan nilai-nilai kebajikan dalam segala bidang kegiatan masyarakat.
Kepemimpinan dan Kepribadian
Sebuah pribahasa mengatakan, bagaimana keaadaan guru demikian juga muridnya, atau bagaimana kesenangan raja-raja begitu pula kesenangan rakyatnya. Atau dalam bahasa lain disebut : “An-nasu ‘ala dieni mulkhim” yang artinya Rakyat banyak itu menurut agama (sikap hidup Raja mereka. Dan kebenaran ucapan ini dapat dibuktikan pada keadaan rakyat di zaman Umar bin Abdil Azis dengan keadaan rakyat dibawah rezim SBY, kepribadian Umar bin Abdil Azis yang shaleh dan takqwa dengan latar belakang ibadah yang demikian tinggi mutunya mempengaruhi sekaligus menginspirasi rakyatnya untuk selalu berbuat kebaikan. Berbeda dengan kondisi rakyat dibawah kepemimpinan SBY, karena spiritualnya sangat lemah dan defisit akhlak sosial tidak bisa menjadi panutan rakyatnya, apalagi pejabat-pejabatnya, parlemen dibawah rezim SBY bukan berisi politisi cerdik dan penuh nyali, tapi dijejali dengan badut-badut yang pandai bermain sirkus, seperti yang dikatakan oleh Sa’di, “Jika raja makan sebuah apel dari rakyat, anak buahnya akan mencabuti semua pohonnnya, Orang zalim tidak selalu abadi, tetapi laknatnya akan terus lestari!”, maka jangan heran jika kebijakan yang diambil oleh SBY tidak berpihak kepada rakyat dan hanya membawa negara indonesia menjadi negara gagal urutan ke 60 pada tahun 2007, SBY hanya bisa membuat program-program populis dan jangka pendek, seperti salah satunya BLT (Bantuan langsung Tunai) yang ternyata setelah diungkap bahwa program itu ternyata bersumber dari utang luar negeri atau pinjaman pemerintah Indonesia kepada International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), otomatis utang Indonesia semakin membengkak dan terbesar sepanjang sejarah yaitu sebesar Rp 1.667 triliun (pada bulan Januari 2009) atau tiap penduduknya menanggung beban utang negara sebesar Rp 7,7 juta per kepala. Inilah prestasi terbesar pemerintahan SBY!!! Kemakmuran dan keadilan yang merata pada masa SBY masih berupa mimpi dan janji-janji belaka, keadilan dan kebenaran ditentukan oleh siapa yang kuat-kuasa belaka, tanah-tanah rakyat banyak yang dirampas dan mulut mereka dikunci, sedangkan rakyat dibawah pemerintahan Umar bin Abdil Azis seolah-olah hidup di dalam ‘surga dunia’, demikian makmurnya rakyat ketika itu sehingga susah mencari orang yang fakir dan miskin untuk memberikan zakat kepadanya. Tak ada rampok dan rampas, tak ada aksi penodongan dan maling, tak ada pengemis, tak ada pelajar atau mahasiswa yang berdemonstrasi turun ke jalan, tak ada orang tua yang sedih karena diperas oleh biaya sekolah anaknya yang sangat mahal, tak ada sogok menyogok dan tak ada yang korupsi. Ya, tidak ada di ‘negara surga’ dibawah pimpinan seorang Khalifah teladan yang rendah hati dan shaleh itu, orang yang putus asa dan mengeluh sampai akhirnya beliau meninggal dengan tragis termakan racun yang sangat berbisa yang diberikan oleh lawan politiknya, beliau berpulang ke rahmatullah dalam usia yang masih muda menjelang usianya meningkat empat puluh tahun pada bulan Rajab 101 Hijriah di rumahnya yang sederhana di kota kerajaan Islam, Damaskus. Dengan harta peninggalan Cuma tinggal tujuh belas Dinar, padahal gaji menteri pada saat itu sampai bergaji tiga ratus dinar, dan harta peninggalannya itu kemudian dibagi-bagi untuk kepentingan peyelenggaraan pemakamannya, 5 dinar untuk kain-kafannya, dua dinar untuk tanah pekuburannya, sedang yang sepuluh Dinar sisanya itulah yang kemudian dibagi-bagikan untuk anaknya yang berjumlah sebelas orang.
Itulah beberapa perbandingan yang bisa kita jadikan bahan pembelajaran, Umar bin Abdil Azis dalam imajinasi kita dapatlah dilukiskan sebagai seorang malaikat yang dilahirkan Tuhan di muka bumi yang berwajah dan berpakaian manusia;diciptakan Allah sebagai duta penghubung antara langit dan bumi untuk membimbing umat manusia ke jalur yang lurus yang diridhai Tuhannya. Namun sayangnya ia tidak dijadikan contoh bagi SBY dalam hal mengelola pemerintahannya, SBY hanyalah seorang penguasa yang memerintah tanpa ilmu dan menggunakan tangan-tangan penjahat dalam menjalankan urusan negaranya.
Rasulullah saw sudah meramalkan akan kedatangan penguasa seperti ini, dan mengingatkan kita kepada kaum muslimin agar tidak mendukungnya, apalagi sampai menjadi pegawai dan staff ahli penguasa. Membantu dan mendukung mereka berarti ikut membantu kezhaliman dan memperkokoh penguasaan mereka kepada kaum muslim. Tapi kita juga tidak diperbolehkan untuk diam melihat keadaan yang ditimbulkan oleh penguasa yang tidak adil, kita harus berani berpihak kepada sesama saudara kita yang membutuhkan pertolongan, karena mengandalkan pemerintah dalam menyelesaikan berbagai penderitaan masyarakat tidak akan pernah efektif, jangan biarkan kesadaran akan fakta sosial kita menjadi lenyap, ajaklah semua orang untuk saling membantu, karena agama Islam bukan agama ritual, melainkan ‘cara hidup dan cara bertindak’, dan jadilah manusia sempurna yang memiliki kepekaan dan kepedulian atas ketimpangan yang dialami oleh sesamanya. [nas]

“Jangan bersandar dan merasa tenang
Kepada orang-orang yang zalim
Kepada para penindas, tiran yang meiliki kekuatan
Di bumi ini dan menindas hamba-hamba Allah
Dengan kekuatan mereka dan memperhambakan mereka
Kepada selain Allah
Jangan bersandar dan merasa tenang kepada mereka
Karena itu berarti restu dan pengakuan
Atas kemunkaran besar yang mereka lakukan itu
Serta ikut terlibat dalam dosa kemungkaran besar itu (Sayyid Qutb)

Review Album #1 Post-Rock Issue

Sepertinya beberapa rilisan band yang baru saya kenal hasil unduhan seminggu terakhir cukup menggantikan waktu tidur saya yang terbuang, betapa tidak, semua band yang saya unduh baik itu yang bergenre hip-hop, post rock, atau hardcore memiliki rilisan yang sangat baik dan langsung cocok dengan telinga saya ketika pertama kali saya dengarkan, dan itu sempat membuat saya kebingungan memilih band mana dulu yang akan saya putar dan saya buatkan ulasan profil & albumnya untuk kalian, karena ketahuilah saya mulai senang berbagi sesuatu yang saya punya atau saya senangi disela-sela waktu luang, entah itu berupa resensi album, film, buku atau bahkan pengalaman saya sendiri. :) Tapi untuk sekarang karena keterbatasan waktu sementara hanya 3 band post rock saja yang akan saya ulas sekaligus link unduhannya, sisanya mungkin akan disambung lain waktu, :) les’cekidott…!!!


Maybeshewill – instrumental rock with electronics!
Similar artist : 65daysofstatic,mogwai,and so I watch you from affar

Bayangkan kamu sedang menonton film layar lebar di bioskop dengan suara latar musik rock lalu tanpa kamu sadari kepala kalian dipukul dengan keyboard dari belakang!!
mungkin itu bisa membantu kalian mendeskripsikan musik dari Maybeshewill, band Post Rock asal Leicester, UK. Ini Sangat pandai memadukan unsur cinematography, electronic dengan musik Rock instrumental yang mereka mainkan sehingga membuat musik mereka lebih eksperimental dan sedikit Math Rock, selain terpengaruh oleh musik mogwai dan 65daysofstatic referensi musiknya juga banyak terpengaruh film dan budaya pop.
Maybeshewill dibentuk oleh gitaris Robin Southby dan John Helps yang pada waktu itu mereka satu universitas pada tahun 2005, mereka langsung membuat demo EP ‘Japanese Spy Transcript’ yang dirilis pada tahun itu juga dan di re-mastered di jepang pada bulan agustus 2006. lalu pada tahun 2007 mereka bekerja sama dengan James Collins (personil dari Fight Fire With Water) dan Andy Jackson (yang sebelumnya bermain untuk band Minusplusdivide) untuk menggarap album ke-3 Maybeshewill ‘Not For Want of Trying’ yang dirilis pada bulan juni 2008, nama album yang sama dengan judul lagu yang menjadi favorit saya dimana dalam lagu tersebut mereka memakai sampling yang diambil dari film network (sebuah film yang mengkritisi habis Televisi!), dan di album ini juga Maybeshewill mendatangkan vokalis wanita untuk mengisi track ‘Heartflusters’ dan ‘He Films The Clouds Pt.2’. kalian yang suka 65daysofstatic pasti suka juga dengan lagu ini.
Setahun kemudian mereka merilis album ke-4 ‘Sing The Word Hope In Four-Part Harmony’ pada bulan Juni 2009. album yang berisikan 8 track ini secara musikal cukup matang dalam segi penggarapannya dan masih banyak memakai sampling dari film seperti pada track ‘Co-Conspirators‘, yang setelah saya googling mereka mengambil sampling dari film The Verdict (1982). Album yang keren sangat!! Semua lagu yang terdapat di album ini memiliki kekuatan yang relatif sama ‘nendang’-nya!!


Download album Maybeshewill - ‘Not For Want of Trying’ (2008)
klik disini

-------------------------------------------------------

Russian Circles – Post-Rock, Post-Metal
Similar artist : Pelican, Ghaust, Red Sparow

Jangan pernah menyamakan band ini dengan Pelican meski mereka memang beraliran post-Metal dan sama-sama berasal dari Chicago, musik yang dimainkan Russian Circle cenderung agresif dengan riff gitar yang berat tapi kadang juga menjadi terdengar lembut, Komposisi lagu yang menurut saya tidak membuat bosan ketika menikmati lagu-lagu mereka.
Band ini dibentuk pada akhir tahun 2004, oleh gitaris Mike Sullivan dan bassis Colin DeKuiper yang mana keduanya adalah mantan band instrumental Dakota/Dakota, lalu mereka berdua langsung merekrut Dave Turncrantz sebagai drummer yang sebelumnya bermain untuk Riddle of Steel, Formasi ini berubah pada tahun 2007, bassis DeKuiper keluar dan digantikan oleh Brian Cook yang juga merupakan personil Arms Are Snakes and Botch (band post-punk Alternative asal Seattle,US).
Russian Circle sampai saat ini sudah merilis 3 album (1 diantaranya album demo), dan album yang sudah saya unduh adalah album kedua mereka yang dirilis bertepatan pada saat ‘mayday’ yaitu pada tanggal 1 Mei 2006 dengan nama album ‘Enter’, album ini berisikan 6 tracks (44:04) dengan rata-rata durasi per lagu 7 menit-an, termasuk ‘Carpe’, track pertama yang langsung menghetak setelah diawali dengan petikan gitar yang cukup hening, dan track lainnya yang menjadi alasan saya menyukai band Russian Circle yaitu ‘Death Rides A Horse’, permainan agresif dengan tempo dan struktur lagu yang bervariasi membuat lagu ini memaksa saya untuk memutarnya berulang-ulang !!


Download album Russian Circles - Enter
klik disini

-------------------------------------------------------
Caspian - Post-Rock Instrumental
Similar artist : This will destroy you, Gifts from enola, Ansaphone

Caspian adalah sebuah band Post-Rock instrumental asal Baverly, Massachusetts, Amerika. Band ini dibentuk pada musim gugur pada tahun 2003 dan memainkan konser pertama mereka pada bulan Agustus 2004. Setelah merilis debut EP You Are the Conductor pada tahun 2005, band ini menghabiskan sebagian besar tahun 2006 dengan berkeliling Amerika Serikat dan Kanada, baru pada tahun 2007 mereka membuat album penuh The Four Trees yang dirilis di AS pada tanggal 10 April, di Jepang pada tanggal 2 Mei dan di Eropa pada bulan Juli 2008.
Menikmati musik Caspian seperti menikmati alunan gitar akustik khas Balmorhea yang digabungkan dengan musik Explossion In The Sky, dan mengingat Build up merupakan salah satu struktur/bagian penting dari Post Rock, komposisi tiap lagu dibuat sedemikian rupa secara sistematik untuk mempersiapkan klimaks.
Tidak heran jika saya langsung jatuh cinta dengan band yang tidak pernah saya tahu sebelumnya pada menit pertama dan track pertama yang saya dengarkan!!


Download album Caspian - The Four Trees [2007]
klik disini

lebih baik terlambat atau tidak sama sekali !!

Sengatan matahari tadi siang tak dapat dipungkiri membuat siapapun yang berada di luar rumah menggila karena kepanasan, termasuk saya sendiri! setelah pamit pulang dari rumah sahabat di bandung dan bergegas menuju jalan raya tak butuh waktu lama untuk merasakan ganasnya matahari yang seakan-akan kelaparan mencari santapannya hari ini. Tak ada yang bisa saya lakukan untuk melindungi diri kecuali mengumpat dan bertanya-tanya kenapa masih banyak orang yang tidak peduli dengan kondisi seperti ini, padahal mereka sendiri merasakan akibatnya langsung tapi menganggap masalah pemanasan global adalah hal yang sepele, celaka !!

kondisi itu semakin diperparah karena saya terpaksa harus menggunakan jasa angkutan umum dalam perjalanan garut-bandung selama dua hari terakhir, yang mana saya harus siap kehilangan lebih banyak waktu yang saya miliki untuk membayar setiap kemacetan yang saya temui dan ‘penyakit’ supir angkutan umum yang tidak pernah peduli dengan kepentingan penumpangnya, seperti di hari kemarin meski jalanan sedikit lenggang pun supir enggan mempercepat laju bisnya meskipun saya sudah terlambat berjam-jam di hari penting sidang tugas akhir di kampus, dan itu adalah rekor paling ‘ngaret’ sepanjang hidup saya, meski akhirnya saya masih beruntung bisa mengikuti sidang TA sampai selesai di detik-detik terakhir dan semakin meyakinkan saya jika nasihat “lebih baik terlambat atau tidak sama sekali” harus selalu saya amalkan, hahah :D

Kecuali satu yang tidak akan pernah saya lakukan lagi seumur hidup saya, atau paling tidak setelah saya menguasai ilmu bisa bela diri yang cukup, yaitu melewati daerah-daerah rawan di bandung!!niat bersenang-senang dengan ‘pacar’ setelah seharian lelah mengikuti sidang pada akhirnya berakhir tragis! shock theraphy yang diberikan preman yang merangkap tukang ngamen di perempatan soekarno hatta – buah batu kemarin malam cukup membuat saya kapok, pisau yang langsung ditodongkan ke perut saya tanpa basa basi adalah kejadian pertama yang hampir mengancam nyawa saya!! dengan sedikit basa basi preman itu memaksa untuk mau bertukar topi dengan yang saya pakai, antara melawan dan menuruti permintaanya adalah 2 pilihan yang sama-sama sulit!!beruntung saya masih bisa berkompromi tanpa mengeluarkan topi kesayangan yang dia minta dan hanya uang 10.000 rupiah saja yang dia ambil!! Hahah Thx God lagi-lagi saya beruntung … tolong ampuni preman-preman itu dan buat mereka pintar…amiin...